Minggu, 15 November 2020

Bagaimana Koperasi Bersaing di Pasar Persaingan Tidak Sempurna ?

Perlu anda ketahui bahwa pasar persaingan tidak sempurna adalah suatu bentuk pasar yang tidak terorganisisr secara sempurna atau bisa juga disebut sebagai bentuk pasar yang kehilangan satu atau lebih ciri-ciri yang dimiliki oleh pasar persaingan sempurna. Karena dalam pasar persaingan tidak sempurna peran dari pembeli dan penjual hilang mereka tidak memiliki keleluasaan untuk menetapkan atau menentukan harga suatu produk. Pasar persaingan tidak sempurna memiliki beberapa ciri, antara lain :

  • Jumlah penjual yang ada sangatlah terbatas.
  • Jumlah pembeli di dalamnya banyak.
  • Sulit untuk masuk ke dalam pasar karena banyak hambatan dan gangguan di dalamnya.
  • Produk yang beredar di pasar atau yang diperjualbelikan bersifat homogen atau satu jenis saja serta tidak adanya produk pengganti atau substitusi.
  • Pihak yang berkuasa bebeas dan leluasa memainkan harga dan pihak lain hanya bisa menuruti dan mengikuti ketetapan yang ada.
HASIL DAN PEMBAHASAN 

Kinerja Koperasi dalam Persaingan tidak sempurna 
    Persaingan tidak sempurna memiliki karakteristik yang serupa dengan struktur pasar persaingan sempurna (terdapat banyak pembeli dan penjual) dengan perkecualian bahwa setiap pemasok juga merupakan monopolis kecil (pesaingan monopolistik kelompok besar). Model persaingan tidak sempurna atau monopolistik ini telah diperkenalkan secara serempak oleh beberapa penulis (1930) yang tidak puas dengan kekuatan prediktif dan penjelasan dari model persaingan. Persaingan sempurna gagal menjelaskan dan memprediksi perilaku dalam beberapa situasi kelompok besar yang ditandai 40 dengan oleh periklanan, perbedaan produk dan diskriminasi harga. Seluruh kegiatan tidak mungkin yang terjadi dalam persaingan sempurna. 

    Asumsi yang menjadi dasar dari model persaingan monopolistik secara esensial sama dengan persaingan sempurna kecuali dalam hal homogenitas produk. Dalam persaingan tidak sempurna para penjual bersaing melalui deferensiasi produk. Diferensiasi ini berasal dari perbedaan kualitas, periklanan, lokasi penjualan, kemasan dan lain-lain. Setiap perusahaan berupaya agar produknya berbeda dengan produk yang dijual oleh produk produsen lain. Menurut beberapa ahli ekonomi struktur pasar ini secara empiris paling relevan. Satu hal yang membedakannya dari situasi persaingan sempurna adalah adanya heterogenitas produk sehingga masingmasing penjual dapat berperilaku sebagai monopolis kecil. Saat penjual mengubah harganya, tidak akan ada perpindahan total konsumen. Kurva permintaannya pun tidak akan horizontal melainkan menurun, menandakan elastisitas permintaan yang kurang sempurna. 

Minggu, 08 November 2020

Evaluasi Mengenai Keberhasilan Koperasi Dilihat dari sisi Anggota nya dan dari Sisi Perusahaan

       Efisiensi Perusahaan Koperasi


      Pandangan tentang efisiensi sangat bervariasi tergantung dari sudut mana kita memandang. Dezhi (2010) mengungkapkan Efesiensi adalah: penghematan input yang di ukur dengan cara membandingkan input anggaran atau seharusnya (Ia) dengan input realisasi atau sesungguhnya (Is), jika Is < Ia disebut (Efisien).

       Kunci utama efisiensi koperasi adalah pelayanan usaha kepada anggotanya. Koperasi yang dapat menekan biaya serendah mungkin tetapi anggota tidak memperoleh pelayanan yang baik dapat dikatakan usahanya tidak efisian di samping tidak memiliki tingkat efektifitas yang tinggi, sebab dampak kooperatifnya tidak dirasakan anggota.

         Efisiensi diartikan secara luas, yaitu sebagai keadaan di mana kita bisa mencapai sasaran tertentu dengan biaya minimal atau bisa mencapai sasaran setinggi-tingginya dengan biaya tertentu. Sasaran tersebut bisa berupa triologi pembangunan khususnya pemerataan, sedangkan biayanya berupa semua sumber daya, dana, waktu, pikiran dan apa saja yang berharga untuk mencapai sasaran tersebut. Efisiensi koperasi dapat diukur dengan jumlah anggota yang bisa diangkat dari bawah garis kemiskinan, atau distribusi peningkatan penghasilan para anggotanya, atau besarnya efek kerjasama yang bisa disebarkan anggotanya (Boediono, 1986).

   Menurut Hanel (1988) efisiensi ekonomi usaha koperasi dapat diukur dengan mempergunakan ukuran:

a. Efisiensi dalam operasional usaha yang terlihat dari validitas keuangan dan keragaan

kewirakoperasian

b. Efisiensi yang dihubungkan dengan pengembangan

c. Efisiensi yang dihubungkan dengan pemenuhan kebutuhan anggota.


    Pembahasan mengenai efisiensi, Thoby Mutis (1992) menunjukkan 5 lingkup efisiensi koperasi, yaitu efisiensi intern, efisiensi alokatif efislensi ekstern, efisiensi dinamis dan efisiensi . Pengertian efisiensi tersebut adalah:


Efislensi intern masyarakat merupakan perbandingan terbaik dari ekses biaya dengan biaya yang sebenarnya. Hal ini dapat dikaitkan dengan perbandingan nilai bersih pemasukan dan nilai bersih pengeluaran

Efisiensi alokatif adalah efisiensi yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya dan dana dari semua komponen koperasi tersebut. Misalnya, penyaluran tabungan anggota untuk pinjaman anggota, penyaluran simpanan sukarela untuk investasi jangka pan.lang dan pendek. Hal ini biasanya dilihat pada perbandingan pertumbuhan simpanan sukarela dan modal sendiri dengan pertumbuhan pinjaman, silang pinjam atau investasi tahunan. Efislensi alokatif juga mencakupi perbandingan antara penggunaan sumber-sumber di dalam koperasi atsu di luar koperasi dengan melihat perbandingan antara pendapatan dan biaya-biaya atau pendekatan dengan menggunakan margin-margin analisisnya. Sebagai dasar tingkat pengukuran efisiensi digunakan laporan keuangan koperasi sampel (neraca, laporan rugi laba, dan laporan perubahaan modal) di samping tentu saja data-data lain vang diperlukan seperti yang tercantum dalam laporan pertanggungjawaban pengurus.

Efisiensi ekstern menunjukkan bagaimana efisiensi pada lembaga-lembaga dan perseorangan di luar koperasi yang ikut memacu secara tidak langsung efisiensi di dalam koperasi.

Efisiensi dinamis adalah efisiensi yang biasa dikaitkan dengan tingkat optiniasi karena adanya perubahan teknologi yang dipakai. Setiap perubahan teknologi akan membawa dampak terhadap output yang dihasilkan. Tentu saja teknologi baru akan dipakai jika menghasilkan produktivitas yang lebih baik dari semula.

Efisiensi sosial sering dikaitkan dengan pemanfaatan sumber daya dan dana secara tepat, karena tidak menimbulkan biaya atau beban

        Secara umum efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input. Dalam Rumus :


Efisiensi (E) = (Output (O))/(Input (I))



   Rumus tersebut dapat diketahui, bahwa efisiensi merupakan perbandingan antara hasil dalam ukuran fisik atau rupiah dan faktor biaya yang dipakai untuk memperoleh hasil tersebut. Angka yang diperoleh merupakan pengukuran perbandingan sehingga merupakan pengukuran relatif.

   Manfaat ekonomi dapat dihubungkan dengan waktu terjadinya transaksi atau diperolehnya manfaat ekonomi oleh anggota. Hal ini sesuai dengan pendapat Andang K. Ardiwidjaya (2001:128) yang menyatakan bahwa manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota dibagi menjadi dua jenis, yaitu :


    1) Manfaat ekonomi langsung (MEL) adalah manfaat ekonomi yang diterima anggota langsung diperoleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya.

      Ukuran Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) Pada Berbagai Jenis Koperasi

  

    NO

Jenis Koperasi

Kedudukan Anggota

Ukuran MEL

       1    

      Konsumen

     Pelanggan/Konsumen                           

      Efisiensi Pembelian (EfP)

       2

     Simpan Pinjam  

     Peminjam

      Efisiensi Penarikan Kredit (EfPK)

    Peminjam    

     Efektivitas Simpanan (EvS)

      3     

      Produsen 

     Pembeli Input

     Efisiensi Pembelian (EfP)

     Penjual Output

     Efisiensi Penjulan (EvP)

       4

      Produksi

     Pekerja

     Efektivitas Penerimaan (EvPU)


 2) Manfaat ekonomi tidak langsung (METL) adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi diperoleh  kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan/pertanggungjawaban pengurus & pengawas, yakni penerimaan sisa hasil usaha (SHU) bagian anggota.

     Sisa hasil usaha yang diterima anggota (SHUa) sebagai METL adalah penjumlahan SHU bagian anggota atas jasa usaha (SHUaju) dengan SHU bagian anggota atas jasa simpanan (SHUajs)

      METL = SHUa

      SHUa = SHUaju + SHUajs


    3) Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang diterima anggota dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: 



      TME = MEL + METL 


      MEN = (MEL + METL) – BA


BA = BAkm + BAI


BAkm = HKPtb


HKPtb = (Satb × TBSu)


HKPbb = ( Sabb × (TBSu - TBSka)


      Dimana : 


      TME = Total Manfaat Ekonomi Pelayanan Koperasi Secara kotor

MEN = Manfaat Ekonomi Pelayanan Koperasi Secara Netto

MEL = Manfaat Ekonomi Langsung yang Diterima Pada Saat Melakukan Transaksi

METL = Manfaat Ekonomi Tidak Langsung yaitu Sisa Hasil Usaha yang diterima anggota

BA = Biaya atau nilai pengorbanan anggota sebagai konsekuensi berpartisipasi aktif, atau hanya kesempatan anggota untuk memperoleh pendapatan karena berpartisipasi aktif kekoprasi

BAkm = Hilangnya kesempatan anggota untuk memperoleh pendapatan, karena anggota berpartisipasi aktif dalam kontribusi modal.

BAI = Hilangnya kesempatan anggota untuk memperoleh pendapatan, karena anggota berpartisipasi aktif kekoperasi diluar kontribusi modal

HKPtb = Hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan karena ada simpanan anggota yang tidak diberi jasa/bunga simpanan

HKPbb = Hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan karena ada simpanan anggota yang diberi jasa/bunga simpanan oleh koperasinya

SAtb = Simpanan Anggota yang tidak diberi jasa/bunga simpanan oleh koperasinya.

TBsu = Tingkat bunga/jasa simpanan yang berlaku umum

SAbb = Simpanan Anggota yang diberi bunga/jasa simpanan oleh koperasinya lebih kecil dari yang berlaku umum

TBSka = Tingkat bunga/jasa simpanan yang berlaku dikoperasi bagi anggotanya.


4) Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha (multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : 

      

     MEL               = EfP + EfPK + EvS + EvP + EvPU



Efisiensi Pembelian [EfP] = (HJnk – HJka) x KBa

Efisiensi Penarikan Kredit [EfPK] = (BKnk – BKka) x TKa

Efektivitas Simpanan [EvS] = (JSka – JSnk) x TSa

Efektivitas Penjualan [EvP] = (HBka – HBnk) x KJa

Efektivitas Penerimaan Upah [EvPU] = (Uka – Unk) x SKa


Dimana :


MEL = Manfaat ekonomi langsung

EfP = Efisiensi Pembelian yang menguntungkan atau efisien bagi anggota

EfPK= Efisiensi Penarikan kredit yang menguntungkan atau efisien bagi anggota

EvS = Efektivitas Simpanan yang menguntungkan atau efektiv bagi anggota

Evp = Efektivitas Penjualan yang menguntungkan atau efektiv bagi anggota

HJka= Harga Jual Barang Dan Jasa Koperasi ke Anggota

HJnk = Harga jual barang dan jasa di luar atau Non-koperasi

KBa = Kuantitas barang dan jasa yang dibeli anggota dari koperasinya

BKnk = Biaya kredit yang berlaku di Non-koperasi

BKka = Biaya kredit yang berlaku di koperasi untuk anggota

TKa = Total kredit yang ditarik anggota dari koperasinya

JSka = Jasa Simpanan yang berlaku di koperasi bagi anggota

JSnk = Jasa Simpanan yang berlaku di luar atau non-koperasi

TSa = Total Simpanan Anggota di koperasinya

Uka = Upah kerja yang berlaku di koperasi bagi anggota

Unk = Upah kerja yang berlaku di luar atau Non-koperasi

SKa = Satuan kerja bekerjanya anggota di koperasinya



5) Rumus Perhitungan Efisiensi Perusahaan / Badan Usaha Koperasi:

a)   Tingkat efisiensi biaya pelayanan ke anggota (TEBP) 

     

     

      TEBP = (Realisasi Biaya Pelayanan)/(Anggaran Biaya Pelayanan)


Anggaran biaya pelayanan = Jika TEBP < 1 berarti efisien biaya pelayanan ke anggota.

b)  Tingkat efisiensi biaya usaha ke bukan anggota (TEBU) 

    

      TEBU = (Realisasi Biaya Usaha)/(Anggaran Biaya Usaha)



Anggaran biaya usaha Jika TEBU < 1, berarti efisien biaya usaha.


2.      Efektivitas Koperasi


          Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program.

            

             Menurut Ulum (2005:272), “efektivitas merupakan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output.” Jadi Efektivitas adalah pencapaiaan target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya(OA), dengan output realisasi atau sesungguhnya (Os), Jika Os>Oa disebut efektif.

         Untuk mencari tingkat efektifitas dapat digunakan rumus sebagai berikut (Halim, 2002:129): 


Efektifitas = (Output Actual)/(Output Target )  X 100%


Dimana: 

R = Realisasi kegiatan/output actual 

T = Target kegiatan/ Output Target 

Artinya, pemberian kredit dikatakan efektif apabila jumlah output aktual lebih besar atau sama dengan output target


Rumus perhitungan Efektivitas Koperasi (EvK):


EvK = (Realisasi SHUk + Realisasi MEL) / (Anggaran SHUk + Anggaran MEL)



Jika EvK >1, berarti Efektif


Beberapa Faktor yang mempengaruhi keberhasilan koperasi diantaranya : (Rofke dalam Hendar dan Kusnadi (1999:175))


Pengelolaan

Pelayanan

Partisipasi Angggota

Permodalan

Pembinaan Pemerintah


   Dengan demikian ketika koperasi primer akan bergabung dengan koperasi skunder, pertimbangan yang harus dilakukan adalah seberapa besar efektifitas dari koperasi sekunder tersebut memberikan manfaat yang cukup besar bagi koperasi primer yang akan bergabung.


3.      Produktivitas Koperasi

             Kata “Productivitas” merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu Productivity yaitu “Product” dan “Activity” yang artinya adalah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu, baik itu berupa barang atau jasa. Dalam Produksi, Produksivitas merupakan suatu pengukuran dimana produksi menggunakan sumber-sumber dayanya untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin. Dengan kata lain Productivitas merupakan rasio atau perbandingan antara output yang dihasilkan dengan input (sumber daya) yang digunakan. Productivitas adalah pencapaian targeget output (O) atas input yang digunakan (I). Jika (O) > (I) maka disebut produktif.

                Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukiran yang mengatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Produktivitas sendiri digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri atau UKM,.

     Begitu juga dengan koperasi, produktivitas dalam koperasi merupakan ukuran sejauh mana koperasi menggunakan sumber daya dan dana atau modal untuk memperoleh pendapatan dan pertumbuhan koperasi dimasa mendatang. Pertumbuhan koperasi tersebut seperti peningkatan asset usaha, jasa, perolehan pendapatan, peningkatan volume transaksi dan partisipasi anggota.

            Upaya peningkatan produktivitas membutuhan indikator sebagai evaluasi, dengan indikator ini maka dapat ditentukan sistem kebijakan jangka pendek dan jangka panjang dalam koperasi. Indikator tersebut seperti :

·         Aspek Kelembagaan

·         Usaha Koperasi

·         Pelayanan

·         Partisipasi Anggota

·         Jaringan Kerja


               Selain indikator diatas alat yang digunakan koperasi sebagai evaluasi produktivitas koperasi ialah Analisa Laporan Koperasi. Analisa ini merupakan bagian laporan pertanggungjawaban pengurus yang berisikan tentang tata kehidupan koperasi.

    

Rumus perhitungan produktivitas perusahaan koperasi (Rentabilitas Koperasi) :


PK(RK) = (SHUk+MEL)/(Modal Koprasi )  X 100%


Dari hasil ini dimana PK(RK) ≥ tingkat bunga bank berarti berprestasi, badan usaha koperasi baik dalam mencapai tujuannya untuk kemakmuran anggota.


Rumus perhitungan Produktivitas Perusahaan Koperasi (PPK) :



PKK = SHUk/(Modal Koperasi)  X 100%

PKK = (laba bersih dari usaha dengan non-anggota)/(Modal Koperasi)  X 100%




Bila PPK >1, maka koperasi ini produktif


4.      Analisis Laporan Koperasi

        Laporan Keuangan adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk membuat suatu keputusan anatara lain mengenai rencana-rencana perusahaan, penanaman modal/investasi, pencarian sumber-sumber dana operasi perusahaan lainnya (Amin Wijaya Tunggal : 1995 : 22)

    Laporan  keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan lapora keunagan konsolidasi dari koperasi-koperasi. Dalam hal ini terjadi penggabungan dua atau lebih koperasi menjadi satu badan hukum koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil bilamana perlu dilakukan penilaian kembali. Dalam hal operasi mempunyai perusahaan dan unit-unit usaha yang berada di bawah satu pengelolaan, maka di susun laporan keuangan konsolidasi atau laporan keuangan gabungan.



Laporan Keuangan Koperasi berisi :

Neraca

Perhitungan hasil usaha (income statement)

Laporan arus kas (cash flow)

Catatan atas laporan keuangan

Laporan perubahan kekayaan bersih sbg laporan keuangan tambahan


Kepentingan pemakaian utama laporan koperasi untuk :

Menilai pertanggungjawaban pengurus

Menilai prestasi pengurus

Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya

Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya, karya dan jasa yang diberkan kepada koperasi.

     Oleh, karena itu penting untuk selalu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan koperasi agar segera dapat terdeteksi jika terjadi ketidakberesan masalah keuangan di koperasi. Selain itu data keuangan akan bermakna jika dilakukan analisis, sehingga dapat segera digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.


Sumber :

http://adityagumay.blogspot.co.id/2009/10/jenis-dan-efisiensi-koperasi.html

http://inspirasiapapun.blogspot.co.id/2015/09/manfaat.html

https://books.google.co.id/books?id=u6U_DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=evaluasi+keberhasilan+koperasi+buku+koperasi